~ Kritis ~ Kreatif ~ Komunikatif ~

Harus Kembali pada al-Qur'an dan Hadis!

 Beragama harus merujuk pada al-Qur'an dan hadis. Secara teologis, ini tidak bisa diganggugugat. Dalam hal ini, al-Qur'an dan hadis menjadi pijakan dalam berkeyakinan. Pada gilirannya menjadi pijakan dalam hal yang berada di luar keyakinan, seperti berinteraksi dengan sesama manusia, alam, dan sebagainya.

Namun, istilah "merujuk" tidak sesederhana cara bacanya. Bagaimana pun, al-Qur'an dan hadis muncul dalam tentang waktu yang begitu jauh. Konsekuensinya, merujuk pada dua hal ini berarti kita terhubung dengan aspek sejarah, sosial, politik, dan berbagai hal yang eksis saat itu. Dengan begitu, tak mungkin bisa memahami al-Qur'an atau hadis dengan baik tanpa memahami aspek-aspek tersebut lebih dulu.

Contoh yang paling sederhana dari aspek di atas adalah fakta bahwa al-Qur'an berbahasa Arab. Itu pun bahasa Arab yang ada pada 14 abad yang lalu. Bahasa tentu terikat oleh budaya saat itu. Karena sifatnya yang demikian, pasti bahasa berkembang. Bila bahasa terus berkembang, maka tak mungkin bisa memahami bahasa al-Qur'an dengan perspektif bahasa hari ini.




0 comments:

Posting Komentar